STIEPARI Gelar Kuliah Praktisi: Strategi Minihub dan Pelayanan Prima Jadi Bekal Mahasiswa Hadapi Dunia Pariwisata

STIEPARI Semarang kembali mengukuhkan komitmennya dalam menjembatani dunia pendidikan dengan kebutuhan industri pariwisata melalui program Kuliah Praktisi Mengajar. Kegiatan ini menghadirkan pelaku industri langsung ke ruang kelas, membekali mahasiswa dengan wawasan praktis yang relevan dan aplikatif pada tanggal 29 April 2025.

Dalam edisi terbaru kuliah praktisi ini, dua topik utama menjadi sorotan: strategi minihub dalam pengembangan travel agency serta integrasi product knowledge dan service excellent dalam usaha pariwisata dan hospitality.

Materi pertama disampaikan oleh Rohmad Hidayat, praktisi yang telah lama berkecimpung di bidang pengembangan pariwisata berbasis lokal. Ia membawakan tema “Mengoptimalkan Posisi Minihub untuk Memulai Usaha Travel Agency.” Dalam paparannya, Rohmad menjelaskan pentingnya memanfaatkan potensi kawasan kecil yang memiliki konektivitas lokal sebagai simpul layanan wisata. Konsep minihub, menurutnya, menjadi strategi efisien dan berbasis pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan biro perjalanan wisata yang berkelanjutan.

“Minihub bukan sekadar titik transportasi, tapi simpul aktivitas yang menghubungkan destinasi-destinasi kecil dengan narasi budaya dan pengalaman lokal. Ini bisa menjadi model usaha travel agency berbasis potensi daerah,” jelasnya.

Topik kedua disampaikan oleh Bapak Punjung Rahyuno D., pemilik CV. Grand Borobudur Indonesia, yang berbagi materi bertajuk “Product Knowledge & Service Excellent.” Perusahaannya bergerak di bidang homestay, restoran, dan wisata edukatif di kawasan Borobudur. Dalam sesinya, ia menekankan bahwa pelayanan berkualitas tinggi harus berjalan beriringan dengan penguasaan terhadap produk wisata.

“Pelayanan bukan sekadar senyum dan keramahan, tapi tentang bagaimana kita memahami kebutuhan pelanggan dan memberi kesan tak terlupakan,” ujar Punjung. Ia menjelaskan pentingnya lima dimensi pelayanan prima: kehandalan, jaminan, penampilan, empati, dan ketanggapan — serta bagaimana seluruh tim kerja harus menguasai detail produk seperti menu lokal, pengalaman membatik, hingga manajemen homestay bertema pedesaan.

Menurut Dosen STIEPARI Semarang Pranoto, S.Pd., M.Par. kegiatan ini merupakan bentuk nyata pembelajaran kontekstual. “Kami ingin mahasiswa STIEPARI tidak hanya kuat di teori, tapi juga siap praktik di lapangan. Dunia pariwisata menuntut kepekaan, kreativitas, dan kemampuan melayani yang tidak bisa diajarkan hanya lewat buku,” ujarnya.

Antusiasme mahasiswa terlihat dari diskusi yang aktif seputar dinamika membangun bisnis wisata dan penerapan pelayanan prima di era digital yang semakin kompetitif.

Program Kuliah Praktisi Mengajar adalah bagian dari strategi STIEPARI dalam mencetak lulusan yang adaptif, profesional, dan siap bersaing di kancah industri pariwisata nasional maupun global.

Dokumentasi Kuliah Praktisi 2025

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top